MATERIAL
DAN PERSPEKTIF SEJARAH (KLP 6)
Disusun
oleh:
UZAIR 1605106010049
LUSI
ANASIFA 1605106010053
FAKHRUL
MIZA 1605106010050
AFDHALUL
AHMAR 1605106010056
AJENG
PERMATA SARI 1605106010064
FAIZIL
AKMAL 1605106010067
A. Latar Belakang
Pada awalnya orang
hanya mempunyai akses yang terbatas dari sebuah material yang sudah ada secara
alami, seperti batu, kayu, tanah liat, kuli, dan lain-lain. Seriring
berjalannya waktu, mereka menemukan teknik untuk merekayasa material agar
mempunyai sifat yang berkualitas.Dari banyaknya perkembangan teknologi telah
membuat kita sangat akrab dan cocok dengan berbagai material. Contohnya mobil
tidak akan mungkin ada tanpa tersedianya baja yang murah. Karena harga baja
sewaktu belum adanya rekayasa material sangat mahal.
Dan saat ini sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan
dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi oleh material. Revolusi
material dimulai dari abad Batu, tembaga, perunggu, besi dan komposit adalah
bukti pentingnya material. Kemajuan pengembangan material adalah kunci
pertumbuhan teknologi dan kemakmuran ekonomi. Pada dasarnya pengetahuan dan
rekayasa material berkembang selama 25 – 40 tahun terakhir ini. Proses-proses
material baru memungkinkan teknologi baru lainnya dapat dikomersialkan dengan
sukses.
B. Sejarah Material
Proses metalurgi dimulai
sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86 logam dan hanya 24
jenis ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan
tembaga (4200 SM). Tujuh logam purbakala adalah : Emas (6000 SM), Tembaga (4200
SM), Perak (4000 SM), Timbal (3500 SM), Timah (1750 SM), Peleburan Besi (1500
SM) dan Air Raksa (750 SM). Kecuali besi dan tembaga (dipadu dengan timah) yang
bukan logam konstruksi adalah emas dan perak yang biasanya dipergunakan sebagai
alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir semua logam terkandung di
lapisan bumi, manusia pertamakali belajar memproses biji mengggunakan sulfida
atau oksida logammelalui proses reduksi dan oksidasi pada temperatur yang
bertingkat. Pertama kali ditemukan tidak sengaja akibat biji logam jatuh
kedalam api unggun. Tembaga ditemukan secara natural di suatu tempat di Siprus,
dan ditempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga akhirnya ditemukan
dengan cara meng-anilnya dalam api unggun. Antara tahun 5000 SM lembaran
tembaga dibuat dengan cara dipukul. Artefak tembaga lebur dari tahun 3600 SM
ditemukan di lembah sungai Nil.
Peleburan dilakukan
dari malasit (CuCO3 dan Cu(OH)2 ) melalui kalsining dan pengeringan, dan dari
biji cuprit (oksida) dengan karbon sebagai zat pereduksi. Timbal ditemukan
sebagai galena –sulfida timbal – seperti metalik. Galena mudah direduksi dalam
api. Timbal banyak dipergunakan sebagai kotak dan pipa. Melalui peleburan bijih
timah dengan tembaga maka tembaga diproduksi lebih kuat dan mudah dicetak
(perunggu). Besi natural terdapat dalam meteorites, dengan kandungan nikel
6-8%. Hematite (oxida) dipergunakan bersama-sama untuk melebur besi, dengan
karbon sebagai bahan pereduksi. Peleburan menggunakan biji, arang dan batu
kapur seperti sekarang ini pada dapur tinggi. Bijih besi dihasilkan mengandung
3-4 % karbon dan 1-2% Si., bercampur dengan terak. Mudah ditempa saat panas.
Besi sangat baik untuk ditempa, besi kasar (wrought iron) dipangggang dalam
udara atau dihembus untuk membuang karbon. Produk menjadi besi ulet dan sedikit
bercampur terak. Melalui tempa (750 M), terak dapat dikurangi. Lapisanlapisan
materiaal dimana ditempa dan disatukan menghasilkan pedang dari damaskus dan
Toledo. Senjata dari Besi sebagai peralatan perang seperti halnya alat bertani.
. C. Klasifikasi Material
Pada hakekatnya, semua sifat penting material dibagi kedalam 6 (enam)
kategori, yaitu Mesin, Listrik, Panas, Magnet, Optik, dan Korosi. Dari setiap
kategori tersebut mempunyai karakteristik tipe yang berbeda-beda.
Mesin : Sifat mesin
berhubungan dengan perubahan gaya dan beban.
Listrik : Sifat listrik
seperti konduksi dan dielektrin konstan.
Panas : Sifat panas
dapat menggambarkan kapasitas panas dan konduktivitas.
Magnet : Sifat magnet
membuktikan adanya reaksi dari material di medan magnet.
Optik : Sifat optik
adalah rangsangan dari elektromagnetik dan radiasi cahaya.
Korosi : Menunjukan
karakteristik suatu reaksi kimia pada material.
Berdasarkan
pada komposisi kimia, logam dan paduannya dapat dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
1.
Logam
besi / ferrous
2.
Logam
non besi / non ferrous
Logam-logam
besi merupakan logam dan paduan yang mengandung besi (Fe) sebagai unsur
utamanya. Logam-logam non besi merupakan meterial yang mengandung sedikit atau
sama sekali tanpa besi. Dalam dunia teknik mesin, logam (terutama logam besi /
baja) merupakan material yang paling banyak dipakai, tetapi material-material
lain juga tidak dapat diabaikan. Material non logam sering digunakan karena
meterial tersebut mempunyai sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh material
logam.
Material
non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Keramik
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur non logam. material jenis keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive, pahat potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan luar angkasa sangat memerlukan keramik.
2.
Plastik
(polimer)
Plastik
(polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai molekul yang
sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat. Pemakaian plastik
juga sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior mobil, kabinet radio/televisi,
sampai konstruksi mesin.
3.
Komposit
Komposit
merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya
sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. Komposit selain
dibuat dari hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara alamiah, misalnya
kayu, yang terdiri dari serat selulose yang berada dalam matriks lignin.
Komposit saat ini banyak dipakai dalam konstruksi pesawat terbang, karena
mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.
Sifat
mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material / komponen untuk
menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
material/komponen tersebut.
Beberapa
sifat mekanik yang penting antara lain:
1.
Kekuatan
(strength)
Merupakan
kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan material
menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja, kekuatan dibagi dalam
beberapa macam yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan
torsi, dan kekuatan lengkung.
2.
Kekakuan
(stiffness)
Adalah
kemampuan suatu material untuk menerima tegangan/beban tanpa mengakibatkan
terjadinya deformasi atau difleksi.
3. Kekenyalan
(elasticity)
Didefinisikan
sebagai kemampuan meterial untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan, atau
dengan kata lain kemampuan material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).
4.
Plastisitas
(plasticity)
Adalah
kemampuan material untuk mengalami deformasi plastik (perubahan bentuk secara
permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang mempunyai plastisitas tinggi
dikatakan sebagai material yang ulet (ductile), sedangkan material yang
mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai material yang getas (brittle).
5. Keuletan
(ductility)
Adalah
sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi kekuatan
tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya diukur
dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini biasanya
digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat ini antara
lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
6. Ketangguhan
(toughness)
Merupakan
kemampuan material untuk menyerap sejumlah energi tanpa mengakibatkan
terjadinya kerusakan.
7. Kegetasan
(brittleness)
Adalah
suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan. Kerapuhan
ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan sedikit pergeseran
permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran pada beban regang,
tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh bahan yang memiliki sifat
kerapuhan ini yaitu besi cor.
8.
Kelelahan
(fatigue)
Merupakan
kecenderungan dari logam untuk menjadi patah bila menerima beban bolak-balik
(dynamic load) yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan elastiknya.
9.
Melar
(creep)
Merupakan
kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik bila pembebanan
yang besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama pada suhu yang
tinggi.
10. Kekerasan (hardness)
Merupakan
ketahanan material terhadap penekanan atau indentasi / penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance) yaitu
ketahanan material terhadap penggoresan atau pengikisan.
D. Kebutuhan Bahan-Bahan Moderen
Perkembangan bahan-bahan (material) sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan
ini, kecanggihan teknologi menantang kita untuk terus berinovasi dalam mendesain material yang baru lagi. Energi
menjadi perhatian saat ini. Harus di akui sekarang
kita harus mencari alternatif baru, seperti
konversi solar menjadi energi. Setelah
itu kualitas lingkungan tergantung oleh kemampuan
kita dalam mengatur udara dan polusi.
Teknik mengatur polusi pun menggunakan berbagai
jenis material. Kuantitas
energi juga mempengaruhi transportasi. Banyak
material yang biasanya kita guanakan berasal
dari sumber yang tidak dapat diperbarui. Sumber
yang tidak dapat diperbarui ini sedikit demi
sedikit akan habis, yang mana mengharuskan
kita untuk menemukan dan mengembangkan
material baru yang mempunyai sifat
seimbang dan mempunyai dampat buruk yang
kecil terhadap lingkungan. Alternatif inilah yang
menjadi tantangan bagi para engineer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar