KERAMIK
DI SUSUN OLEH:
UZAIR
(1605106010049)
FAKHRUL MIZA (1605106010050)
LUSI ANASIFA (1605106010053)
AFDHALUL AHMAR (1605106010056)
AJENG PERMATA
SARI (1605106010064)
FAIZIL AKMAL (1605106010067)
DEFINISI KERAMIK
Keramik
merupakan campuran padatan yang terdiri dari sebuah unsur logam dan nonlogam
atau unsur logam dan nonlogam padat, gabungan dari unsur nonlogam dan
unsur nonlogam padat, atau gabungan dari dua buah unsur nonlogam padat
yang dibentuk dengan perlakuan panas. Dalam definisi yang lebih khusus lagi,
keramik didefinisikan sebagai bahan inorganik
yang merupakan pencampuran senyawa logam dan nonlogam dengan memberi perlakuan seperti pemanasan,
pemberian tekanan sehingga memiliki sifat kuat,
keras dan memiliki titik cair yang tinggi serta lambat terhadap proses kimia.
Adapun
juga definisi keramik dari standar ISO adalah lempeng tipis yang dibuat dari
lempung/tanah liat dan atau material anorganik lain, biasanya digunakan untuk
melapisi dinding dan lantai, pada umumnya dibentuk dengan cara ekstrusi (A)
atau dipress/ditekan (B) pada suhu ruang, tetapi dapat juga dibentuk dengan
proses lain (C), kemudian dikeringkan dan sesudah itu dibakar pada suhu yang
cukup untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan; ubin dapat diglasir (GL)
atau tanpa glasir (UGL), tidak mudah terbakar dan tidak dipengaruhi cahaya.
SEJARAH KERAMIK
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik
sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari
tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya.
Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi
pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik
yang berbentuk padat. Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam
lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang
umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat
keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit
dengan sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas
keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan
konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik
mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan
tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Kamus dan ensiklopedia pada tahun 1950-an mendefenisikan keramik
sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah
liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Seiring
perkembangan dan kemajuan teknologi defenisi keramik berkembang tidak hanya
pada penghasil barang dari tanah liat namun berkembang mencakup semua bahan
bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
JENIS JENIS KERAMIK
Pada
prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang
pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk
industri (refractory).
2. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut
keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah
keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti:
oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas,
semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
JENIS KERAMIK MENURUT KEPADATAN
1. Gerabah
(Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk
dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan
teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air,
gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah
termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu
(stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan
sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat
berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik
Batu (Stoneware)
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu.
Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin
(Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung
murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering
disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau
1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang
tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan
teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar
pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi.
Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping
mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik
Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan
teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer,
cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik
multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat
khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat
teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan
suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.
SIFAT KERAMIK
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat
secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat
kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas,
kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik
bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat
ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil
sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya
adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari
clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering
seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan
tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang
keramik terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
1. Keras,
kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan
terhadap korosi.
3. Kapasitas
panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat
listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5.
Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
3 MACAM BAHAN BAKU UNTUK MEMBUAT KERAMIK
1. Tanah
liat (Clay), Kandungan utama dari tanah liat antara
lain Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote, Illite, Halloysite,
Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah
liat yang penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan
untuk dibentuk tanpa mudah retak), Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan
baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
2. Pasir,
Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat
dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu pembakaran.
3. Feldspar,
Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik,
dan Menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang
diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar. Bahan lainnya yaitu :
- Kaolin,
Nama
kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu
gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan
dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat
putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan
pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan
keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang
paling rendah. Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya
rendah, Titik leburnya 1700oC-1785oC, Dalam keadaan kering berwarna putih,
Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna
putih.
- Kuarsa,
Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen,
dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada
sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik pengarah
benang adalah : Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi keramik,
Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk
menguap sewaktu proses pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat
pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu
dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi
ALAT UNTUK
MEMBUAT KERAMIK
Macam-macam alat untuk membentuk
keramik, yaitu:
1. Kayu
bulat/penggiling berguna untuk membuat lempengan.
2. Meja
putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
3. Tali
pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih
basah dari meja putar.
4. Cetakan
biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang akan kita buat.
5. Butsir
berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
6. Pisau
pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
7. Sudip
berguna untuk membuat hiasan saat tembikar masih basah.
8. Tungku
pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik
berglasir.
TEKNIK
DALAM PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK
1. Teknik Pijit Tekan
Teknik
pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual.
Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang
diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Cara membuat keramik dengan
teknik pijit tekan antara lain sebagai berikut.
-
Pijit tanah dengan ibu jari
-
Tekan tanah kemudian diputar
-
Bentuk leher dengan ibu jari
-
Membuat tutup dengan cara yang sama
-
Mengukur tutup dengan badan
2. Teknik Pilin
Teknik
pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual caranya
tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah. Cara membuat keramik dengan
teknik pilin antara lain sebagai berikut.
-
Buat pilinan di atas meja
-
Buat lempengan lingkaran sebagai alas
-
Lilitkan pilinan di atas lempengan
Rapikan menggunakan butsir
-
Selesaikan bentuk dengan pilinan
3.
Teknik Lempengan
Teknik
lempengan (slab) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual dengan
membentuk lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan untuk membuat karya
keramik yang berbentuk persegi atau silinder. Cara membuat keramik dengan
teknik lempengan bentuk persegi antara lain sebagai berikut.
-
Gulung lempengan dengan cetakan
silinder.
-
Potong kelebihan tanah menggunakan
butsir.
-
Ratakan tanah dan beri alas lingkaran.
-
Satukan 3 sisi lempengan dengan lem
tanah.
-
Tambahkan sisi lainnya dan satukan
dengan cara yang sama.
-
Menggunakan butsir rapikan bentuk
persegi dengan hati-hati.
4.
Teknik Cetak
Teknik
pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk memproduksi produk
kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu relatif singkat dengan
bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak meliputi: cetak padat dengan
teknik press (tekan) dan cetak basah atau cair dengan teknik cor.
-
Tekan tanah ke dalam cetakan gips.
-
Angkat tanah hasil cetakan menggunakan
tanah.
-
Rapikan bentuk menggunakan tusuk
gigi. Tuang tanah cair ke dalam cetakan.
-
Diamkan beberapa menit, lalu tuang sisa
tanah cair dari cetakan.
-
Balik cetakan untuk membersihkan sisa
tanah cair.
-
Buang sisa tanah yang tidak perlu.
-
Copot cetakan dari tanah. Rapikan benda
hasil cetakan dengan butsir.
PROSES PEMBUATAN KERAMIK
1. Penyiapan bahan mentah
Meliputi : penggalian bahan mentah,
penimbunan dan penggilingan.
-
Penggalian bahan mentah, bahan mentah
yang digunakan untuk keramik pada umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian
besar lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga
penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka.
- Penimbunan, bahan mentah hasil galian
sebaiknya ditimbun dahulu. Selama dalam penimbunan, lempung ini diberikan
air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar
partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air menjadi lebih
lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat yang
merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran dengan
bahan lain, misalnya pasir.
- Penggilingan, Untuk lempung yang
berbentuk bongkahan yang keras, sebelum ditimbun digiling terlebih dahulu.
Penggilingan dilakukan dengan menggunakan kollegrang yang dasamya
berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen.
Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah
dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk
lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan
penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di
dalam extruder.
Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung
yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.
2.
Pembentukan Produk Keramik
Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan
sifat fisik suatu produk keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada :
tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan
produk keramik, yaitu :
- Cara
pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang
pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan
dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak
dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik halus yang
cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini, lempung bersifat
lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat
menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.
- Cara
pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang
dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan
tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini
biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan
bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.
- Cara Pembentukan dengan masa slip.
Cara ini dipakai
bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus sekali
dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran yang
halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya
dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara
mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan
untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin.
Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (doset,
wastafel).
- Cara
Pembentukan dengan proses kering.
Dalam cara ini
dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %, sehingga masa
tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang
bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi
pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan
tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan
produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.
3. Pengeringan keramik keramik
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya
mengandung air antara 7-30 % Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini
masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya
perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air
yang masih terkandung di dalam produk Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar
tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena
air di dalam bahan mentah akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan
mendekat satu sama lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang…menguap
telah mencapai A± A’/ – 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA
produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi .
Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara,
yaitu :
-
Pengeringan alami, yaitu suatu cars
pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu di sekitar benda tersebut.A
Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu udara di sekitarnya,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
-
Pengeringan buatan, yaitu cara
pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas sehingga radiasi panas dari
tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah tadi.
4. Pembakaran Keramik
Pembakaran produk keramik bertujuan
untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup
kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran
terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
- Tahap
penguapan air mekanis sisa pengeringan.
Jumlah air yang
terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah pengeringan A± 3 Se
10 0/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan pengeringan air
bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan
suhu relatif rendah ( 40 – ‘SOAK ) untuk menghindari penguapan secara mendadak
yang menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran biasanya diatur antara 5
atau ‘OAK/jam.
- Tahap
Penguapan air mineral.
Pada umumnya air
yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu di bawah 200A°C dan
umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C – 700)5.0C. Pada
tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
- Tahap
Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini
dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel lempung
sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk keramik
yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut
sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi
tertutup.
Jenis jenis tungku pembakaran :
1. Tungku
berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala,
dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku
didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang
secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali,
terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.
Jenis-jenis
tungku berkala :
- Tungku ladang, tungku yang biasa
digunakan untuk membakar bata merah, bersifat tidak permanen. Lamanya
pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se
7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen rendah (60%).
- Tungku berkala permanen. Tungku ini
berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi
bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata
dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku
Kontinu. Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali
produksi berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan,
dan hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.
Jenis tungku
ini ada 2, yaitu :
- Tungku kamar, dikenal dengan tungku
Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan
tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A± 3500 bata
dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan
skala besar (bata & genteng).
- Tungku terowongan. Berbentuk terowongan
yang beratap. Pemabakaran dari samping, masa yang dibakar berjalan melalui
lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk modern untuk saat ini
dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus,
produk-produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk
sanitair.
5. Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah
keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar